Tidak seorangpun dapat memperdebatkan kenyataan bahwa hidup ditandai dengan kesukaran, penderitaan, sakit hati, dan sakit kepala. Banyak dari kita pernah belajar menghadapi kenyataan bahwa hidup itu sulit. Tapi tidak adil? Kesulitan hidup saja sudah hampir tidak dapat lagi ditoleransi, apalagi ditambah ketidakadilan. Hidup tidak hanya sulit, tapi sangat tidak adil. Selamat datang di dunia Ayub.
Ayub adalah seorang pria yang tidak tertandingi dan sangat saleh. Dia juga seorang pria yang kaya raya. Dia seorang yang takut akan Tuhan, suami yang baik, dan ayah yang setia. Dalam waktu yang singkat, hal-hal yang brutal terjadi, kondisi Ayub tiba-tiba menjadi berkebalikan, yang ada hanya kehancuran hati dan perkabungan. Semua akumulasi bencana yang menimpa dia akan cukup untuk mengakhiri hidup siaapun dari antara kita di jaman ini.
Ayub tertinggal dalam kondisi bangkrut, tidak punya rumah, tidak berdaya, dan tidak mempunyai anak. Dia ditinggalkan di samping 10 kuburan yang masih baru dari anak-anaknya. Bahkan istrinya berkata kepadanya, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Ayub hanya berkata, "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Penderitaannya berubah menjadi misteri karena diam-nya Tuhan. Kalau kata-kata dari mereka yang menyebut diri teman-temannya begitu sulit untuk didengar, maka sikap diam Tuhan menjadi sangat tidak tertahankan. Sampai bab 38 dari kitab itu, akhirnya Tuhan memecahkan keheningan... entah sudah berapa lama Ayub melalui masa kesunyian itu.
Bahkan jika itu hanya beberapa bulan saja, coba bayangkan... Anda telah menjadi obyek dari semua tuduhan teman-teman Anda, dan pintu Surga juga seolah tertutup rapat saat Anda meminta jawaban dari Sang Raja, yang tetap membisu secara misterius. Tidak ada apapun yang bisa membuat Anda merasakan damai sejahtera. Semuanya tampak begitu tidak adil, padahal Anda tidak melakukan apapun yang layak mendapatkan "balasan" seperti itu.
Berhentilah sejenak dan renungkan kesedihan hati Ayub, dan ingatlah bahwa Ayub tidak melakukan apapun yang pantas untuk rasa sakit yang hampir tidak tertahankan itu. Jika Anda ada di posisi Ayub, bagaimana Anda akan memberi respon?